Sabtu, Februari 21, 2009

kupu-kupu dan bunga



Kupu-kupu berwarna emas
dan bunga putih

dalam sebuah kesengajaan yang
tidak diduga
bersama punggawa penjaga
mengeja baris kehidupan
rahasia yang tak bisa ditutup

Dan bagian kehidupan itu bernama
kemudahan
Tiap pintu terbuka dengan mudahnya
mengantarkan kupu-kupu emas dan
bunga putih di satu masa
dimana prasasti akan ditoreh
: akan ditoreh

Wahai kupu-kupu yang emas itu,
apakabarmu di sana?
Sang bunga putih mengirim pesan
dalam tulisan tak bertinta
dalam harap tak berucap
dalam doa lirih yang tulus

Sekiranya adalah takdir
selamanya
Maka Tuhan dimohonkan tuk ilhamkan
prasangka baik akan semua
Bahwa Tuhan tak pernah berlepas tangan
dari semua
Termasuk kemarin, hari-hari ini, dan esok yang dilalui dengan gundah gelisah.




Rabu, Februari 18, 2009

S.U.D.A.H.L.A.H.

Teman-teman,
saudara-saudariku,
yang amat kuhormati,

kukabarkan:
SUDAHLAH.


Just wait for the show time.
I dont wanna talk bout that, anymore.
At least, for this time.

If you all would,
just pray everythings be alrite.
Just pray, not talk it.

Thanks.

Sabtu, Februari 14, 2009

saya melihat diri saya ada pada dia



Ini cerita beberapa hari lalu,
saat saya tengah mengerjakan aktivitas rutin di meja kantor.

Dia datang dengan tas punggungnya berwarna hitam, agak lusuh. Dia berdiri di depan pintu ruangan kantor dimana saya adalah salah satu dari yang bekerja di sana. Tubuhnya kurus dan wajahnya menyiratkan kebingungan yang amat sangat. Salam itupun terucap dari lisannya.

Dia: "Assalamu'alaikum"
Saya: "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"


Diam.
Saya jadi bingung. Sama halnya dengannya yang telah bingung dari tadi.
Saya bingung mengapa ada orang sebingung ini berada di kantor sebuah radio.
Apakah dia mencari seseorang?



Saya pikir dia terlambat untuk menghadiri pertemuan 2 tamu sebelumnya yang datang untuk bertemu dengan seorang teman di kantor. Jadi, saya menunggu reaksinya saat ia melirik ruangan sebelah dimana tamu yang lain telah duduk manis di sana sambil berbincang seputar program acara. Ternyata tidak. Dia kembali melihat saya dengan raut yang cukup aneh.

Saya: "Ya, cari siapa? Ada yang bisa dibantu? Silakan duduk."
Dia: "Eh, iya."


Kami pun duduk dan sementara itu rekan saya satu ruang masih berada di mejanya. Saya yang kebagian jatah menyambut tamu yang unik itu. Dia bingung lagi. Itu sangat tampak dari gesture, bahasa tubuhnya. Saya ulangi pertanyaan saya, mungkin dia sudah lebih tenang.

Saya: " Ada yang bisa dibantu?"
Dia: "Ehm...(masih dengan bahasa tubuh yang gugup)...Bisa masukkan proposal?

Oh, proposal toh. Biasanya yang kami terima adalah proposal kerja sama dari berbagai lembaga yang hendak mempublikasikan kegiatan mereka. Sistem barter. Kami publikasikan kegiatan mereka, dan mereka pasang logo radio di media publikasi mereka.

Dia: "Ehh...ini...(sambil dia keluarkan proposal dari tas hitamnya yang saya tahu tak baru lagi).

Proposal itu tepat berada di depanku. Diserahkannya tepat setelah ia keluarkan dari tas yang ia letakkan di meja tamu. Seperti berat saja tas itu hingga ia letakkan di atas meja. Yang saya tahu jika kita bertemu dengan mitra kerja apalagi yang pertama kali bertemu, maka meletakkan tas di samping tubuh dan tidak di atas meja adalah bahasa tubuh yang berarti penampilan yang meyakinkan. Tak tahulah.

Oh, ternyata. Saya kira dia berasal darimana. Dari lembaga antah berantah yang mana. Menugaskan seorang dia yang sepertinya masih sangat hijau untuk bertemu (calon) mitra kerja. Bahasa tubuh yang tidak dapat membohongi siapapun di hadapannya bahwa dia sangat gugup. Dia seperti belum terbiasa, amat sangat belum terbiasa dengan pekerjaan semacam tadi. Dia belum tahu bagaimana sikap terbaik untuk meyakinkan orang lain di depannya namun dia berusaha untuk bertanggung jawab, melaksanakan tugas yang diembankan dari seniornya di KAMMI.

Ya, dia ternyata adik saya. Mungkin lebih tepatnya saudara sepejuangan di KAMMI. Proposal yang dia bawa adalah proposal Daurah Marhalah I KAMMI Komisariat Untan. Ya, kampus dimana saya dulu bergabung untuk pertama kalinya dengan ormas itu. Banyak kenangan bersama KAMMI. Dan semua seperi berubah sejak saya melihat lambang KAMMI di proposal yang dia pegang itu.

Saya: "Proposal apa? Boleh saya lihat?"

Saya pun membuka surat pengantarnya. Permohonan bantuan dana. Tertulis dengan bold. Lantas secara refleks saya memanggil rekan kerja yang masih sibuk di mejanya, "Teh...ehmmmm..." Kembali tak sampai beberapa detik saya dapat menguasai diri. Buat apa saya panggil rekan saya itu jika saya telah tahu jawabannya.

Saya: "Maaf, biasanya kami melayani proposal permohonan publikasi. Bukan permohonan dana. Jadi, kalau untuk permohonan publikasi insya Allah kami pertimbangkan."

Dia pucat, masih bingung. Tidak banyak bicara namun tubuhnya berkata, dia canggung.
Selepas itu yang ada saya jadi memperhatikan dia. Apa yang saya pikirkan adalah, beginilah saya beberapa tahun lalu. Ketika saya baru bergabung di kepanitiaan, mendapat amanah penyebaran proposal permohonan dana. Masuk ke instansi satu ke kantor lain. Besikap gugup yang kuran lebih sama, canggung yang tidak jauh beda.

Ah, waktu terus berjalan. Saat ia telah pergi dan saya kembali di meja untuk melanjutkan pekerjaan, masih saya ingat bahwa saya pun sama seperti dia, dulu. Sungguh, saya melihat diri saya ada padanya.

Subhanallah ,betapa kita baiknya menghormati proses orang lain menuju lebih baik.
Sebab kita pun dulunya ingin dihormati saat tengah berproses dalam sebuah episode hidup.

Rabu, Februari 11, 2009

Santi, Just Back....


Bumi Khatulistiwa, Medio Februari 2009

Dear Santi,
don't ya remember the first time we meet?
not in real, but u called me, akh cuprit had been introduced us before, yea that was bout AQ.
then we continued to communicate each other, even we: ya, akh cuprit, akh abiyasa n me, liked to kiddin by the chatbox in our own blog...
ya used to called me for AQ bussiness and mailed me, yea that was took place between us then i recommended my friend in Pontianak to be the misterious buyer in AQ.
we used to got chat also in YM, rite?
Subhanallah, we had gotten nice an exciting conversation coz we talked bout man...hihi...right man of course...

Santi, where r ya actually?
We Miss Ya

Eventhough we've never been met in real, but I believe our heart in unity beyond ukhuwah islamiyyah...

"Dan Dia menyatukan hati mereka. Sekiranya kamu (Muhammad) menafkahkan kesemua yang di dalam bumi, tentu kamu tidak akan dapat menyatukan hati mereka; tetapi Allah menyatukan antara mereka; sesungguhnya Dia Perkasa, Bijaksana." (8:63)

San, plz answer our writing...
We really miss ya cof of Allah.
We do love ya coz of Allah.

Sabtu, Februari 07, 2009

AKU MASIH INGIN JADI MANUSIA


Masa lalu yang hitam
Ingin benar kuhapus saja
Buat apa punya masa lalu sehitam itu
Ketika itu terjadi
sesungguhnya aku tahu aku telah melampaui
batas.

Batas kesabaran
Batas keimanan
Batas standar malu
seorang perempuan
seorang insan beragama

Ahh, Tuhan
mengapa Kau biarkan aku terjerembab
jatuh tersungkur ke kubangan perasaan semacam itu
Kenapa tak Kau cegah aku untuk melaluinya
melewatinya dengan kecuekan luar biasa
sekalipun aku tahu,
aku tak dapat menahan kebahagiaan
saat harus kuucapkan kata itu:
ya, aku pun sama.

Ingin aku hapus saja: SEMUA!
Mengapa harus ada?!
Hhaahh!!!
Mengapa harus ada?

Hingga kini aku masih tak ingin mengingat
masa suram bernama penyesalan itu
Aku menyesal telah melaluinya.
Sungguh, aku menyesal.

Hari ini, aku di sini
Menyongsong satu hari yang aku nanti
Untuk kurajut hari demi lain hari
Dengan optimisme tinggi
Bahwa aku tak sendiri
Miliki semua ini:
SEMUA PUNYA MASA LALU

Hitam,
kelabu, coreng, moreng,
gelap, pekat, kesat, maksiat.

Yaah, semua punya masa lalu
Kematangan ataukah kedewasaan,
atau namanya kebijakan,
semua lahir dari pengalaman-pengalaman tak selamanya: PUTIH.
Toh, Tuhan Maha Adil
Ia rela menunggu siapapun hambaNya yang tengah berpaling dariNya
untuk kembali,
kapanpun,
Ia buka pintu taubat.

Dan aku bertaubat, Tuhan
Aku menyesal memiliki masa lalu sekelam itu
Namun aku (mampukan) berterimakasih padaMu
telah menceburkan aku, membiarkan aku
bertudung awan kelabu
arangkan diri sepekat-pekatnya hitam
karena untuk itu aku tiba di detik ini
dengan kepahaman bahwa:
DUNIA TIDAK SELAMANYA PUTIH

Ada khilaf
Ada yang terjatuh
Hatta ia dikenal bertaqwa
Yang Kau tunggu taubatnya
pembersihan dirinya

Dan aku (ingin) tidak menyesal
Sekalipun aku benci episode hitam itu
Sangat benci.
Jika ia seorang manusia,
kutikam ia dengan belati tajam yang telah kuasah
sedemikian rupa.

Maafkan aku, Tuhan.
Mampukan aku berjalan kedepan
dan tidak lagi kuulangi
dan kumengerti bahwa ini alarm
apakah aku seekor keledai atau bukan
jika saja aku terjatuh lagi:
AKU MASIH INGIN JADI MANUSIA.