Senin, Maret 09, 2009

Jangan Pernah Lelah Berharap (1)


Suatu ketika, ada seorang gadis kecil, berkuncir rapi, ia mengenakan gaun putih bergaris warna emas. Riang gembira ia masuki sebuah pasar rakyat. Dalam genggamannya ada dua keping receh 500 rupiah. Temannya menyampaikan ada permen loli yang sangat manis dalam pasar itu. Ramai. Sungguh, untuk melihat penjual saja ia tidak bisa. Bagaimana mungkin ia temukan seorang bapak tua yang menjual permen itu?


Gadis kecil itu terus berjalan. Ia sudah bayangkan betapa manis loli itu. Warnanya seperti pelangi. Cantik. Tapi juga enak. Dengan 1 batang berharga 1000 rupiah, ia dapat membelinya. Telah terbayang bagaimana ia akan menikmati permen loli si bapak tua.

Ia berjalan semakin cepat. Ia ingin dapatkan loli itu. Ia takut kehabisan loli berwarna-warni itu. Dalam pasar yang berdesak-desakan itu, ia coba terobos orang-orang dewasa yang tubuhnya jauh lebih besar. Dan ia terjatuh...recehnya terlepas dari genggaman tangan kanannya...

"Cring...cring...," 2 keping 500 rupiah milik gadis kecil terpental tak tahu kemana.
Gadis berkuncir kuda itu bingung. Ia diam sesaat. Bagaimana mungkin mencari 2 keping yang tak seberapa besar itu di tengah hiruk pikuk pasar yang amat ramai seperti isekarang ini ? Begitu batinnya bicara.

Gadis kecil mulai sadar ia menghalangi banyak orang yang lalu lalang karena ia tepat di tengah jalan pasar. Perlahan ia berjalan menepi. Matanya mulai basah. Buliran kristal bening menyelimuti pelupuk matanya yang mungil.

"Tuhan, aku hanya ingin permen loli. Tak bolehkah aku makan permen loli?", gadis kecil itu bicara sendiri sambil menyandar lemah di pintu kios pasar yang tertutup. Pelan ia terduduk lemas. Ia tangkupkan tangan di wajahnya. Menangis.


Dapatkah gadis kecil bergaun putih bergaris emas itu menemui bapak tua penjual permen loli dengan tangan hampa?
Sampai kapan ia akan menangis?
Adakah seseorang yang bersedia menolong gadis kecil itu?

Bersambung ke tulisan selanjutnya.....

Tidak ada komentar: