Selasa, Desember 22, 2009

Mau Belajar Sabar?

Kehidupan ini pada dasarnya enjoy2 aja, indah2 aja maksudnya, asal kita mau nikmatin segala sesuatunya. Kalo uda urusan yang enak2, maka perkara nikmatin gak ada masalah. Tapi gimana kalo yang harus kita nikmati itu adalah yang pahit bahkan sangat pahit? Aku yakin semua pernah merasakannya, makanya

aku ingin berbagi sedikit. Aku juga pastinya pernah dan kali ini sedang menelan pil pahit. Paling penting yang harus kalian tahu, aku sedang mencoba menikmatinya. At least, mau atau gak mau aku nikmati, pil pahit itu sudah ada di kerongkonganku. Pahit banget. Kalo dirunut-runut, gak sesuai banget dengan apa yang kuharapkan dan gak pernah kubayangkan akan jadi se-men-jelimet begini (nah, jangan bingung dengan istilah barusan, btw bisa ngerti dunk?).

Yea, mau gak mau dinikmati aja. Uda ada di kerongkongan, mau diapain lagi. Eh, ini dalam artian pil pahit kehidupan lo ya. Karna aku bisa dibilang semi anti obat kimia (jie, yang dokter jangan marah) jadi aku gak lagi bicara pil-pil antibiotik. Yeaaa, nikmati aja kan...uda terjadi juga...

Nah, belajar sabar itu saya dapatkan dari program Ya Rabbana tadi pagi pas saya siaran. Ada 3 tips dari seorang pendengar yang saya rasa cukup mewakili sebuah jawaban untuk pertanyaan yang ditanyakan hampir semua orang: gimana caranya belajar sabar?

1. Jangan marah, whatever happen
2. Hindari emosi
3. Segera istighfar saat menghadapi masalah

Selamat mencoba ;-) Gutlak! Sukses gak sukses cerita2 ya.

Senin, Desember 14, 2009

Nulis Itu Emang Ada Musimnya....(???)

Bener ga judul di atas?
Bener ga bener...yang jelas, selesailah tugas menulis saya hari ini...saya sudah menulis. =)

Makase buat Riza yang uda sumbang judul untuk posting hari ini.

Rabu, Desember 09, 2009

Sekali Lagi: Menulislah dan Bagi Kekuatan Itu

Buku Mba Asma Nadia uda selese kubaca lebih dari sebulan lalu,tapi pesan yang selalu mengiang dan kurasa sangat punya ruh alias berjiwa. Bahwa apapun yang kita tulis bukanlah sia-sia karena bisa jadi ia menjadi penunjuk jalan bagi mereka yang berada di simpang jalan yang sama. Harus berbuat apa? Bagaimana yang terbaik? Dll...Mba Asma sangat betul, ayo kita tulis apa yang kita rasakan, bisa jadi itu sangat berguna buat yang lain. Ugh, Mba Asma, makasih ya uda kasi motivasi itu...saking aku merasakan ruh dari kalimat itu di buku Catatan Hati Seorang Istri, aku jadi mau nulis banyak hal, banyak sekali...sampai-sampai akubingung harus memulai darimana. Yang jelas, jazakillah khairan katsiraa buat Mba Asma.

Kamis, Oktober 22, 2009

"Bukan Mamah yang nolong kamu di akhirat, Nak..."

Siang, 2 pm.
Sambil smsan ma pendengar yang lagi curhat via HP studio, baca-baca blog temen-temen blogger yang dah lama gak dikunjungi, ngontrol studio yang lagi kehilangan DJ Riza yang lagi muncrut (istilah Admin Ery...hehe), saya tidak menulikan telinga dari TAUSIYAH SIANG TETEH NINIH dari radio di bawah meja mixer. Subhanallah...keren banget isinya.

Saya jadi terngiang-ngiang dengan pernyataan beberapa orang yang dipanggil ustadz, mereka menyitir dalil agama bahwa muslimah sebaiknya di rumah saja. Tidak usah keluar rumah. Karena membangun keluarga adalah membangun peradaban. Oleh karenanya asuh keluarga dengan baik, maka itupun sudah merupakan upaya menyelamatkan peradaban. Tidaklah salah.

Tapi, apakah harus sekaku itu? Bagaimana jika muslimah (juga) ingin berdakwah? Bukankah target dakwah itu tidak hanya cakupan keluarga namun juga masyarakat luas? Apalagi masalah umat Islam sekarang sangat kompleks. Ditambah animo dan antusiasme penduduk bumi akan Islam semakin meningkat. Kehadiran pendakwah tidak hanya laki-laki saya rasa sangat dibutuhkan. Karena pendekatannya pasti berbeda.

Kehadiran Mamah Dedeh di bursa da'i da'iyah nusantara sungguh membanggakan. Gaya beliau yang ceplas ceplos dalam mengomentari problema penanya menjadi khas tersendiri. Walaupun saya memeberi beberapa catatan jika mendengar jawaban Mamah atas curhat umat. Soalnya beberapa kali saya menangkap Mamah menjawab dengan mengedepankan logika, padahal dalam Islam, dalil dari Qur'an dan Sunnah adalah hal yang harus disampaikan terlebih dahulu. (Maaf nih, Mamah, gak papa ya. Saling menasihati itu kan juga ada dalam Qur'an Surah Al-Ashr ayat 3. Maafkan kalau Ananda lancang.)

Bagaimana degan Teh Ninih? Wanita berdarah Sunda istri pertama dari seorang da'i terkenal, Aa Gym. Itu dia yang sebenarnya ingin saya bicarakan. Sungguh saya mengagumi sosok Teteh. Sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya. Uraiannya via MQ pagi tiap Rabu yang direlay Radio Mujahidin dan juga rekamannya yang diputar ulang di Tausiyah Siang pukul 14.oo WIB. Subhanallah, bukankah kekaguman saya itu hadir karena Teteh tidak hanya mengurusi keluarganya saja di bawah rumahnya surganya?

Oleh karenanya, saya dengan pemahaman Islam yang cetek ini, juga ingin seperti Teteh juga. Saya juga ingin berbagi atas apa yang saya tahu tentang Islam. Bahwa keindahan Islam sungguh memukau sehingga saya ingin mengumumkan pada dunia. Saya juga ingin kita berbincang tentang problematika kehidupan dan solusi-solusi Islami. Bukankah itu tidak dapat dilakukan jika saya hanya di rumah saja? Benar, dunia ada di tangan kita. Internet bisa menghubungkan antar penduduk dunia. Tapi, Teteh Ninih dan Mamah Dedeh yang menjadi tempat curhat para ibu-ibu dan muslimah bahkan bapak-bapak tidaklah hadir dari dunia maya. Karenanya saya rasa sambutan masyarakat jauh lebih terasa karena mereka juga hadir di dunia nyata.

Kembali ke topik yang ingin saya tekankan pada tulisan sore ini, pada dasarnya saya ingin berbagi tentang kekuatan yang saya rasakan saat mendengar tausiyah Teh Ninih siang tadi. "Bukan Mamah yang nolong kamu di akhirat, Nak..." Itu kalimat yang seperti nyantol abis di otak saya.

Wahai saudariku, baik anda muslimah yang telah atau belum menikah. Kita semua tentu menginginkan lahirnya keturunan dari rahim kita sendiri. Segala upaya akan kita lakukan untuk mendapatkannya. Namun setelah Allah mengamanahkan seorang atau beberapa ananda, maka bagaimana kita merawat mereka?

Dalam tausiyah siang Teh Ninih tadi, saya masih ingat kalimat-kalimat Teteh yang PASTI keluar dari setiap lisan ibunda yang baik. Bahwa para ibunda akan mempersiapkan menu terbaik bagi buah hati agar mereka mau sarapan. Ibunda akan gelisah jika ananda tidak sarapan sebelum sekolah. Tapi apakah ibunda juga sama risaunya jika buah hati tidak sholat subuh?

Ibunda akan memutar otak agar buah hati punya selera sehingga mau makan siang dan makan malam. Sama halnya dengan sarapan, ibunda akan tak nyaman hati jika tidak ada makanan di meja makan yang tersentuh. Namun apakah sama tak nyamannya jika ananda tidak sholat lima waktu?

Dialog. Ibunda dan ananda perlu dialog. Isinya? Ya judul di atas itu. "Bukan Mamah yang nolong kamu di akhirat, Nak..."
Bahwa ananda harus tahu bahwa ibunda dan ayahanda mencintai mereka. Oleh karenanya, sholat yang ayah bunda perintahkan untuk dilaksanakan juga untuk kepentingan ananda sendiri. "Kalau pun Mamah teriak-teriak sama Allah, minta tolong supaya kamu diampuni, itu nggak akan berguna, Nak. Kamu yang akan nolong diri kamu sendiri di akhirat nanti." Begitu Teh Ninih mencontohkan dalam tausiyahnya.

Ya Allah, betapa kita sangat mencintai permata hati. Akan tetapi tepatkah cinta itu kita ekpresikan? Bukankah cinta hakiki selamanya bermuara padaNya? Namun mengapa masih banyak orang tua yang rela menjerumuskan anak mereka ke neraka dengan cara membiarkan ananda tidak sholat lima waktu? Membiarkan ananda mencintai perkara yang jauh dariNya, mencintai lawan jenis di luar pernikahan dan berdua-duaan yang menyebabkan Allah cemburu? Oh, betapa mengajak ananda menuju surgaNya itu butuh kekuatan. Karena kita pun para orang tua ini, sesungguhnya tidak juga punya kekuatan untuk mengajak diri kita sendiri melangkah ke dalam surga.

Rabu, Oktober 21, 2009

no matter what they tell us

Entah apa yang mau saya tulis. Yang jelas saya ingin mendhawamkan menulis sebagai bagian dari tradisi saya setiap hari. Ya, setiap hari. Apapun itu,saya akan menulis, seperti sore ini. Saya hanya memencet saja tuts tuts keyboard dan membiarkan tangan ini mencatat apa yang sedang melintas di kepala.

Baiklah, sekalipun tidak bertema khusus, saya ingin berbagi tentang lagu yang sudah beberapa kali saya putar hari ini. Yakni dari grup Boyzone yang sudah bubar sejak tahun 2000. Kabarnya ada salah satu personelnya yang mangkat sekitar 3-4 hari lalu. Dalam video berita itu saya sempat mendengar sebuah lagu sangat filosofis; Everyday I Love You.

Singkat cerita saya jadi pingin denger lagi lagu tersebut. Pas nyari tuh lagu ketemu pula lagu Boyzone lainnya. Ada No Matter What dan I Love The Way You Love Me yang juga saya download. Kayanya karena saya lagi jatuh cinta sama Si Abang makanya lagu-lagu yang saya dengar juga bernuansakan flamboyan aduhai (nah, gaya tulisan begini terpengaruh Andrea Hirata, ;-)

Pas pula tadi pagi saya stop bacaan di bagian Seni Menikmati Seni, entah halaman berapa di tetralogi terakhir Laskar Pelangi, Maryamah Karpov. Pandai Bang Zaitun memilih lagu untuk diputar di GMCnya. Kurang lebih begitu ceritanya. Yang disebut Andrea sebagai tokoh yang tahu seni menikmati seni itu adalah Bang Zaitun.
Nyambung toh kalau tulisan saya hari ini berkisar seni ala Boyzone.

Kembali pada lagu yang saya download. Karena penasaran dengan liriknya yang cantik maka saya pun cari liriknya. Tak lupa save di notepad. Subhanallah lirik dalam 3 lagu itu ternyata memang indah dan bermakna. Tapi saya paling suka dengan lirik No Matter What. Saya baru tahu kalau lagu itu ternyata lagu rohani. Lagu ketuhanan karena ada dialog dengan Tuhan disana.

Berikut secuplik liriknya:


I can't deny what I believe
I can't be what I'm not
I know I love forever
I know no matter what

If only tears were laughter
If only night was day
If only prayers were answered
Then we would hear god say

No matter what they tell you
No matter what they do
No matter what they teach you
What you believe is true

And I will keep you safe and strong
And sheltered from the storm


Tidak salah kan kalau saya katakan liriknya indah? Nyatanya memang begitu. Tapi sekalipun tidak tahu lirik secara keseluruhan, baca judul lagunya saja seperti sudah dapat kekuatan: No Matter What. Orang lain bisa bicara apa saja, entah itu benar atau salah tentang kita. Tapi jika kita bisa berkata pada diri kita seperti judul lagu Ronan Keating cs itu, No Matter What, maka kita bisa tetap tegar. Tentu saja jika yang kita jalani adalah kehidupan yang benar. karena biasanya cercaan dan hinaan bagi orang yang hidupnya lurus itu jauh lebih banyak daripada bagi orang yang hidupnya semrawut tak jelas arah.

Ohya, kalau menggunakan bahasa ABG, no matter what itu bisa jadi artinya EGP alias Emang Gue Pikirin. Bener gak?

Selasa, Oktober 20, 2009

Menulislah dan Bagi Kekuatan Itu

Seperti ada kekuatan yang mendorong saya untuk menulis. Saya tidak tahu darimana harus memulai tulisan ini. Mungkin pertama kalinya kepada Meichan, yang sudah begitu baiknya meminjamkan Catatan Hati Bunda-nya Asma Nadia tepatnya 12 hari yang lalu, 6 Oktober 2009. Karena 2 hari setelah itu, habis ifthar bareng Mery, my younger sista, di Pizza Hut, kulangkahkan kaki mantap ke Gramedia untuk membeli buku yang sama.

Waktu itu Selasa, 6 Oktober 2009, Meichan alias Mimi Chatz Carpenter mau siaran di studio. Karena belum mulai, saya tanyakan perihal program Samudra Hidayah yang perlu konsep baru. "Kak, kayanya Mimi udah dapat bukunya. Catatan Hati Bunda. Ambil ja di plastik di Ruang Penyiar," jawab muslimah mungil nan manis itu.

Keluar studio langsung ke Ruang Penyiar dan segera saya dapatka buku itu. Tidak sulit untuk kemudian asyik masyuk dengan buku garapan Mbak Asma pentolan Forum Lingkar Pena itu. Kisahnya sederhana, bahasanya mengalir karena bercerita tentang keluarga kecilnya, dan mengalirlah butir keharuan dari pelupuk mata saya. Ah, betapa cengengnya. Sudah lama tidak menangis seperti itu saat membaca buku. Lalu saya menikmati buku itu. Hingga saya pun tidak menyesal untuk merogoh sekitar 50 ribu untuk buku tersebut.

Saya mau ngucapin terimakasih jazakillah buat Ukhtiy Meichan. Karena dia sudah pinjami saya buku itu, lantas saya jadi beli juga (soalnya ga puas kalo cuma minjem ;-) dan saya sudah khatam beberapa hari lalu. Geloranya saya rasakan, gelora dan hasrat untuk menulis. Sebelum mengkhatamkan buku Catatan Hati Bunda sebenarnya saya sudah punya keinginan yang kuat untuk menulis. Kenapa? Entahlah. Mungkin kareba saat itu saya sedang membaca Catatan Hati Seorang Istri-nya Asma Nadia juga.

Sungguh, buku itu tidak bisa dibilang ringan. Sekalipun bentuk tulisannya seperti cerita yang mengalir tetapi kisah-kisah para perempuan di dalamnya membuat saya harus menjadi hero buat diri saya sendiri. Kisah tidak indah para istri, yang ditinggal pergi sang suami entah karena panggilanNya ataukah panggilan wanita lain.
Yang jelas buku itu membuat saya menangis (lagi), salah satunya karena, saya seperti tersadarkan bahwa keindahan episode pernikahan bersama suami sah-sah saja jika dirampas begitu saja oleh skenario Allah Yang Maha Mengatur.

Jika Anda membaca satu kalimat yang tertera dalam pengantar Mbak Asma di Catatan Hati Seorang Istri maka Anda akan dapati bahwa beliau juga mengajak para pembacanya terutama perempuan untuk menulis juga. Bukan hanya membaca bukunya. Karena bisa jadi tulisan itu dapat menuntun jalan bagi perempuan lain yang sedang tersesat di masalah yang serupa.

Oleh karenanya, di sinilah saya kini. Saya sudah bosan melihat postingan terakhir di blog ini adalah cerita bulan-bulan kemarin. Saya ingin posting baru dan baru. Tentang hidup saya sekarang. Tentang perasaan saya sekarang. Tentang apa yang saya pikirkan sekarang. Karena saya tidak pernah tahu, dari kalimat saya yang mana perempuan atau Anda yang membaca blog ini akan mendapatkan kekuatan.

Ya, kekuatan. Bukankah kekuatan untuk menghadapi hidup ini yang sangat kita butuhkan? Kita tahu adalah sebuah niscaya kita akan hadapi masalah. Namun bagaimana mempersiapkannya? Bagaimana jika takdir kelabu itu dalam sekejap memeluk kita? Sanggupkah? Karenanya, mari menulis dan mari kita bagi kekuatan itu. Hatta, kekuatan itu sangat ringkih. Mari berbagi, saudaraku.




Senin, Oktober 19, 2009

Setelah Iman, Harta Berharga Itu Adalah Dia



Sore itu, Ahad, setelah seharian di rumah saja, berdua.
Melewati waktu pagi hingga petang dengan berdua dan dia, yang kucinta, bertanya dengan tersenyum lebar:
"Pacaran yok. Kite jalan. Dinda mau beli ape? Beli baju?"
Tidak perlu waktu lama bagiku untuk menjawab,
"Dinda nda mau kemane-mane. Dinda pengen deket Abang ja. Karena setelah iman, abang harta berharga buat dinda."



Rasanya baru kemarin kami menikah. Padahal 10 Mei 2009 itu sudah lebih dari 5 bulan yang lalu. Tapi, Subhanallah, rasanya cinta di hati ini semakin membengkak saja. Janji Allah memang tidak pernah salah. Siapapun yang saling mencintai karenaNya maka Ia akan tambahkan cinta itu, berlipat-lipat ganda tak terhitung dan terjangkau logika.

Pernikahan 5 bulan lalu selalu saya syukuri, Insya Allah. Sebab saat mengambil keputusan untuk mengatakan saya siap dilamar dia, saya telah memintaNya untuk memberikan jawaban apakah lelaki yang sekarang menjadi suami saya itu adalah lelaki terbaik ataukah tidak. Ternyata ia memang terbaik buat saya.Alhamdulillah.

Jarak jauh secara rutin memisahkan kami karena ia bekerja di luar kota, tepatnya kota Pinoh, di Kabupaten Melawi, sebuah kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Sintang. Jujur, di prosesi ta'aruf saya sengaja untuk tidak lupa mengatakan bahwa saya adalah seorang perempuan yang tidak bisa jauh dari yang saya cintai. Saat itu ia menjawab bahwa jadwal kerjanya nun 10-12 jam perjalanan dari kota Pontianak itu bisa diatur sesama tim dalam perusahaan. Nyatanya, sekalipun kedatangannya bulan ini jauh lebih cepat dari jadwal, saya selalu dan selalu tidak dapat menahan luruhnya air mata malam terakhir kami bersama. Sudah kebayang rindunya menggigit sangat.

Mengapa Allah tidak memberi pekerjaan buat Si Abang di Pontianak saja? Mengapa tidak setiap hari saya bisa melihat dan mengabdi? Mengapa harus kami lalui pertemuan setiap hari hanya dengan SMS, chat, FB, atau telpon dengan paket obrol2 mentari? Dan mengapa mengapa lainnya.

Masih ingat saya akan surat yang saya tulis di desktop laptop Si Abang. Cuplikannya adalah bahwa Allah sedang menitipkan pesan atas jarak jauh yang memisahkan kami. Entah apa pesan itu. Yang jelas saya senantiasa meminta padaNya agar selalu mengilhamkan husnudzdzon kepadaNya yang sudah mengatur semua ini.

Jumat, September 25, 2009

Aku Ingin Hidup Dalam Detik Itu

Aku tak tahu mengapa
detik yang baru saja berlalu seperti
detik kematian seorang manusia
Manakala kubuka kembali lembaran
detik itu
detik tanpa nafas
walau helaan masih terasa di telunjuk yang
dibaringkan


Detik yang berlalu
tapi aku, kau dan kita semua telah mati
karena ketiadaan manfaat detik itu
Detik itu lonceng matinya hakikat kita
sebagai manusia berakal.

Rabu, Juni 17, 2009

Adalah Waktu


Adalah waktu
Adalah waktu yang memiliki bibir
Adalah waktu yang punya hak bicara
Adalah waktu yang kan ungkap segala
Adalah waktu yang membujuk 'tuk sabar
Adalah waktu yang berbisik "husnudzon padaNya"

Adalah waktu
Adalah waktu yang tak ku tahu kapan datangnya
Adalah waktu...

Ya...adalah waktu

Jumat, Mei 15, 2009

Babak Baru Itu Telah Dimulai

Adalah sebuah pertanda dariNya tentang masa depan kami berdua
Namun ia maya hingga tak dapat disentuh dengan logika
Barulah kutemukan jawabannya kemarin: 13 Mei 2009
Hari keempat setelah ijab kabul itu diucap
Kamar Yakud di Villa Bukit Emas Singkawang menjadi saksinya
Bersama alam hijau, dan cahaya mentari pagi jam tujuh
Juga nasgor pataya dan secangkir teh hangat
Ditemani Bukan Cinta Biasa dari N70 juga K350i menembang :
Tak Bisa Pindah Ke Lain Hati: Bulan merah jambu…luruh di kotamu…….

Saksi bisu itu bernama Pantai Pasir Panjang dan pasir dan batu
Dan ombak yang sapa kaki kami berdua
Remah roti, biskuit dan botol air yang menatap tawa lepas saling berolok
5 huruf: INDAH



Juga saksinya lampu raksasa sore yang ditelan awan abu-abu, mau hujan
Jalanan Kota Amoy di kala senja beserta aktivitasnya
17.40 WIB jam tanganku: langsung ke masjid atau pulang dulu ke hotel
Revo biru pun antarkan ke Masjid Naqsabandy, Jalan A Yani, Singkawang
Mengisi perut di tempat makan siang tadi: Nasi Etek Cabang Pontianak
Pelayannya katakan retorik: ‘Baru kawin ye, Bang?’
Lantas ia tersenyum lebar, sangat lebar…apa maksudnya?

Sengaja aku cuplik kebersamaan di pekan pertama pernikahan
Kalau kau bertanya apa aku bahagia: Amat sangat.
Kalau kau bertanya kenapa: Separuh dien telah kudapatkan.
Kehidupan kami telah berubah atas status yang berganti
Ada hak ada kewajiban yang harus ditunai
Ada kelebihan ada kekurangan yang harus dimengerti
Ada sifat baik ada sifat buruk yang harus dipahami bahwa:
DIA YANG DINIKAHI BUKANLAH MALAIKAT, SEMPURNA

Terima kasih untuk Bapak Arif Joni Prasetyo yang sampaikan
Khutbah nikah tentang Syukur dan Sabar pasca akad
Untuk segala episode hidup, bukan hanya pesan klasik buat pengantin baru
Hatta pada semua hadirin tamu undangan 10 Mei 2009, Ahad lalu itu
Syukur atas semua nikmat dan anugerah yang diberikanNya
Sabar atas apapun yang kiranya di luar keinginan

Wahai pangeran yang telah menghalalkan farajku dengan janji suci,
ajari aku untuk bersyukur dan bersabar
Karena episode hidup bernama pernikahan ini akan kita lalui hingga nanti
Hingga mati.

NB: Esensi hidupnya kita di dunia adalah untuk beribadah pada Allah, maka ini adalah nasihat untuk diri pribadi, suami tercinta dan semua yang membaca bahwa pernikahan pun harusnya mengantarkan kita untuk lebih dekat padaNya. Pernikahan adalah sarana untuk beribadah padaNya.

Senin, April 20, 2009

Tilawah On Air: Alhamdulillah, Banyak Pendengar Yang Dapat Pencerahan...

Hari ini adalah hari yang harus saya catat dalam usia hidup saya:
Senin, 24 Rabiul Tsani 1430 H/ 20 April 2009
pukul 15.30-16.30 WIB
banyak pendengar yang gabung dan bertestimoni dapet pencerahan dalam
program Tilawah On Air
'Berinteraksi dengan Kalamullah melalui Tahsinul Quran'


Ya Allah, terima kasih
karena banyak yang tercerahkan dengan adanya program itu...
Alhamdulillah, segala puji hanya bagiMu...
Rabbi, saksikan saya sangat bahagiaaaaaa...
curhat Sabtu lalu tak hanya letupan emosi semata,
saya yakin akan lebih banyak orang lagi yang tersadarkan untuk menggunakan tajwid,
lebih banyak lagi yang sadar bahwa tilawah itu wajib dengan tajwid, dan...saya pun yakin akan lebih banyak orang yang menggunakan mushaf Utsmani, mushaf Qur'an yang sesuai dengan apa yang diwariskan oleh Rasulullah tercinta.


Subhanallah, betapa kesabaran itu memang harus ada setiap saat.
Siang tadi saya sempat pusing dan mual...mungkin karena posisi duduk yang kurang nyaman. Sambil mendengarkan 'presentasi' seorang tamu yang saya dan kami, pihak radio dakwah, sangat hormati. Beliau sampaikan apa yang menjadi curhat saya Sabtu lalu: Al-Qur'an 'palsu'.

Hohoho...ternyata begitulah salah satu jalur penyebaran Al-Qur'an tidak orisinil di Indonesia. Pertanyaan beliau sangat mengindikasikan hal tersebut:
'Adik tahu atau tidak Al-Qur'an Standar?'

Ehm...ehm...ehm... kata bapak itu, jawabannya adalah Al-Qur'an sesuai standar Menteri Agama RI. Katanya kalo diluar negeri, standarnya beda lagi sesuai negara masing-masing. Trus bapak itu cerita juga kalo sampe ada 13 versi Al-Qur'an yang ada di Indonesia...Hallloouuwwww: gitu aja koq repot, Rasulullah ninggalin satu versi aja gitu lho. Gak usah dibuat ribet dan gak perlu repot buat yang lain-lain. Tinggal dipelajari aja.

Be patient, Nana....
Yea, jadi teringat dengan perkataan Ustadz saya:
Ustadz Fajri Daeng Tsalatsa, Hafidzohullah rahimahullah
Ustadz Fakhrurrozi Naksi, Lc. rahimahullah
'Akhi, Ukhtiy, istiqomahlah dalam dakwah Qur'an...perjalanan masih sangat panjang'

Dulu saya berpikir panjang, apa maksudnya dakwah Qur'an? Kenapa perjalanan masih panjang? Ternyata...Subhanallah...ana baru dapet jawabannya baru-baru ini, Ustadz. Padahal Ustadz telah menyampaikan pada saya 2-3 tahun yang lalu...

Ya, Dakwah Qur'an masih panjang....
dan saya adalah bagian dari mujahid di barisan itu...
Semoga, insya Allah. Aamiin.

Kamis, April 16, 2009

Curhat Saya: Al-Qur'an 'Palsu' Di Sekitar Kita


Sekarang ini banyak beredar kitab suci Al-Qur'an tapi gak orisinil.
Saya saat kecil sudah dikenalkan dengannya.
Dan saya yakin anda juga demikian.
Awalnya saya juga gak begitu yakin bahwa Al-Qur'an yang digunakan hampir semua umat Islam di Indonesia adalah kitab yang tidak asli.
Saya dapat ilmunya gak lebih dari 2 tahun yang lalu, kurang lebih.
Tapi saya baru paham sekarang, ternyata benar:
ADA BANYAK BEREDAR AL-QUR'AN TIDAK ORISINIL DI SEKITAR KITA, BAHKAN KITA PUN MENGGUNAKANNYA.

Bagaimana hukumnya?

Panjang kalo dijelasin via tulisan ini.
Mungkin postingan ini hanya jadi curhat saya betapa umat Islam, yah termasuk saya sendiri, kurang mampunya berinteraksi dengan sebenar-benarnya syariat, apalagi mengamalkannya secara kontinyu.

Pernah wacana tentang Al-Qur'an 'palsu' ini disampaikan ke komunitas penggiat dakwah dan rajin belajar ilmu agama. Tapi responnya kurang baik. Malahan yang menyampaikan wacana balik diceramahi:

'Umat Islam sekarang aja yang kondisinya jauh dari Qur'an, udah syukur kalo mau deket Qur'an. Kalo sekarang yang beginian disampaikan ke mereka, aduh, jangan-jangan mereka malah bingung. Trus....'


Intinya: khawatir kalo wacana begini disebarluaskan, yang ada bakal terjadi penolakan bahkan dari umat Islam sendiri. Hummm...saya ikutan bingung jadinya.

Ada juga kalangan yang ketat banget plus selektif tentang hadits shahih, maudhu dst. Tapi jujur saya gak pernah denger, at all, kalo mereka pernah angkat masalah Al-Qur'an dari sanad yang tidak shahih seperti yang tersebar selama ini, entah sudah berapa lama. Apa saya yang ketebalan daun kuping sehingga gak pernah masalah ini dibahas.

Mungkin hal pertama yang saya cek adalah: jenis Al-Qur'an apa ya yang mereka gunakan. Kalo bukan Utsmani, humm....

Yang ada di sore ini saya makin gerah aja niy...saya gerah sama banyak muslim yang gak perhatian soal nimba ilmu, refresh ilmu yang uda dimiliki, bertanya kalo gak ngerti apalagi sama yang usah ngerasa besar kepala, ngerasa di atas angin, alias uda ngerasa pinter jadi gak perlu belajar lagi. Haloooo??? Uda pinter ya...???? Trus ajarin kita-kita dunk....=)

Saya gerah sama diri sendiri yang masih koar-koar di blog dan belum banyak berbuat untuk menyebarluaskan wacana ini. Paling sama teman-teman terdekat dan murid tahsin yang dirasa bisa diajak berdiskusi tentang ini. Bisa open mind. Gak kayak katak dalam tempurung. Ups, sowri, gak bermaksud menyinggung sapapun.

Finally, i pray:
'Ya Allah, ampuni kealpaan kami dalam mempelajari ilmu kitab suci-Mu. Dan tolong sampaikan pada Baginda Nabi Muhammad Salallahu alaihi Wasallam, seorang yang Kau jadikan perantara untuk menyampaikan Qur'an pada hamba-Mu...Baginda Rasul, mohon maaf jika sekiranya interaksi kami dengan mukjizatmu itu tidaklah sesuai seperti yang kau ajarkan pada shahabat, tidak seperti yang kau harapkan. Maafkan kami...'


Rabu, April 15, 2009

Zee Alexandria

Itu namanya,
putri dari bunga putih...

Aamiin, jika Kau berikan amanah itu.

Kamis, April 02, 2009

Chinesse and Malay Baby: cucu aPo Kita Semua (cucu PKS)


Hihihi...judul yang cukup aneh.
Ini hasil silaturahim ke rumah Ibrahim, buah hati akh Shobrun dan kak Li. Lucu dan menggemaskan. Soalnya kombinasi etnis Tionghoa dari umminya dan Melayu dari abinya.
Yang jelas, saya datang ngeliat Iib, panggilan Ibrahim karena Apo alias neneknya Iib sms cerita kalo Iib udah bisa 'merayu' Apo dengan nada tertentu...kikikikkk, Iib...Iib...





Sampe Ibrahim bobo, saya masih di rumah Apo (panggilan nenek dalam bahasa Cina). Aponya Iib adalah seorang wanita yang saya anggap ibu saya juga. Kalo anak-anak kampus manggilnya Tante. Yang baru kenal aja manggilnya Ibu. Tapi kalo via sms saya manggilnya Bunda. Sekalian aja deh saya mau ngucap: Na sayang Bunda...Makasi ya Bunda uda mau jadi ibu ketiga buat Na selama ini...hiks...(terharu juga niy)

Mau liat poto lucu Iib yang laen? Liat aja....


Ni poto Iib abis dicebo'in ma Apo. Ternyata kalo anak bayi sekalipun uda dimandiin dan harus berinteraksi dengan air misal abis pipis ato BAB, kudu dilepas semua bajunya karena bisa basah semua. Lucu bener ngeliat anak kecil maen aer...Lutu pisan, ih...(be te we, poto Iib dimandiin gada karena kutau hasilnya pasti ga terang bener)




Nah, ini poto Iib klo Aponya bilang 'gimane kalo adzan? Allahu akbar..Allahu akbar...' Spontan Iib langsung megang kepalanya dengan dua tangan, kaya gitu tuh di poto. Subhanallah, sekecil itu, 1 tahun 2 bulan, Iib uda punya acara favorit di TV: adzan magrib. Saya lihat sendiri Iib sangat konsentrasi dengan TV saat Apo memutar channel TV yang menayangkan adzan. Tapi, Iib hanya suka tayangan adzan yang banyak orangnya, yang gambar bergerak, gak suka yang cuma gambar masjid doang. Apalagi kalo ada muadzin yang adzan dengan mengangkat tangannya. Taraaaaaa KTV dapat Iib Award untuk tontonan adzan paling disukai. Heee...




Nih poto Iib habis dipakein baju ma Apo, trus ketemu bola jadi maen-maen...sambil ketawa-tiwi dengan Amma Nana...




Iib...Iib...tau aja kalo dipoto...
Ga tau juga niy koq bayi dan anak zaman sekarang fotogenik sih? Tau aja kalo dipoto...Termasuk the next pic below...




Ngeliat poto yang ini kaya ngeliat pamannya Iib: HRDP, SE. Ya ga sih....




Waktu mau ambil gambar yang ini, Apo bilang: 'Koq ngambil gambarnye pas Iib gigit kaki. Kan jelek...' Tapi saya tetap jeprat jepret...




Kalo ngeliat gambar ini jadi ingat Azka di blog Bunda Azka. Bayi emang ada umur-umurnya gigit kakinya sendiri ya...Syukur gigi sendiri, coba kaki Apo atau kaki kucing...Hiii, langsung diare kali...kikikikkkk



Demikian hasil reportase saya dari BTN Telok Mulus M15 kediaman Ibrahim dan keluarga: Datok, Apo, Ummi, Abi dan Paman. Semoga saya bisa segera memposting buah hati saya sendiri...artinya saya segera menikah dan segera pula dikarunai momongan...Aamiin.
^_^


Rabu, April 01, 2009

Persahabatan Itu Manis


Saya masih ingat, dia datang akhir 2007 dengan nama 'semrawut'. Komentar-komentarnya di chatbox blog saya sangat asal tapi saya jadi ikut-ikutan kasi komentar di blognya yang sekarang gada lagi (yang baru saya juga yang buat, tapi entahlah nasibnya kini).

Sejak saat itu kami berteman dan copy darat pada bulan Februari 2008 di tanah ibukota, Jakarta, tempat ia berdomisili. Dia juga menemani saya ke rumah Eyang Harini Bambang Widodo, seorang pemerhati dan pengelola di bidang persampahan. Habis magrib kami makan malam bertiga dengan seorang teman lain, blogger juga dalam acara copy darat.

Saya juga tidak menyangka, pertemanan kami berlanjut hingga kini. Telah setahun lebih dan itupun berlangsung via sms atau telpon diwaktu yang tidak teratur. Paketnya yang berisi buku Fulfilling Life-nya Parlindungan Marpaung, CD Gaza Under Attack, Pin 'I Love Al Quran', kalender meja Toyota notabene bengkel tempat ia bekerja dan secarik surat narsis, gayanya banget. Dek Wibi, biasa ia saya sapa...

Dia menyebut dirinya Raden Mas Adi Wibowo dalam suratnya....hoekkk...langsung ku sms dia setelah menerima paket siang tadi, menyatakan aku mual membacanya. Perhatian! Itu bukan nama aslinya. Hanya dua nama terakhir, sodara-sodara! Dek Wibi dan saya memang senang ngocol bareng, narsis satu sama lain dan alhamdulillah kami bisa menjaganya agar tetap dalam koridor syar'i.

Latar belakangnya yang anak murid pengajian Habib Rizieq sedikit banyak menyumbang hal tersebut. Selain narsis satu sama lain, kami juga saling mengingatkan tentang banyak hal terutama agama. Berbagi ilmu, begitulah.

Tapi satu PR untuk Dek Wibi: 'Hey, Dek, partai pilihanmu 8 juga dunk! Heeee.....'


Jumat, Maret 27, 2009

'Berjalanlah, walau setapak' (Analisis Kemasan Iklan Kandidat Wakil Rakyat)


Ambillah hikmah dimanapun anda menemukannya, sekalipun dari lisan seorang anak.

Sejak medio Januari hingga kini, iklan para kandidat wakil rakyat memenuhi Log Iklan radio saya. Income perusahaan pun menggelembung. Bersyukur pada Pak Fathoni yang sangat sigap melihat momen sehingga belasan caleg bahkan partai berebutan untuk minta dipromosikan di Mujahidin 105.8 FM. Log Iklan overload. Bahkan ada yang bersedia masuk dalam waiting list setelah masa iklan klien yang lain telah habis di waktu yang sangat ditunggu-tunggu, baik oleh Pak Fathoni dan lebih utama oleh calon klien lainnya.


Ada pula iklan partai saya: 8, PKS.
Kreatif. Dimulai dari vokal Ipang yang sangat khas itu. Lantas disambung dengan suara grup anak muda yang bernyanyi:
Partai Keren Sekali,
Pasti Koruptor Sebel,
Partai Kalem dan Santun,
Peduli Kita Setiap saat,
PKS itu
Partai Kita Semua.
Kurang lebih itulah bunyi iklan yang diputar hingga 5 April nanti.
Iklan yang menyentuh pemilih pemula karena kesannya iklan itu memang keren.

Tapi bukan itu yang saya maksud dalam tulisan ini.
Sekalipun saya sudah punya pilihan untuk partai, kalau bicara objektif mana iklan yang lebih kreatif, beda dunk ya.

Saya masih berada di kursi admin saat Pak Zulfadli, Ketua DPRD Provinsi Kalbar itu memperpanjang masa kampanyenya via Radio Mujahidin. Jauh berbeda dengan format sebelumnya yang hanya mengetengahkan dialog tentang siapa pilihan terbaik dan bagaimana memilih dalam Pemilu 2009 yang kita tahu berubah dengan 'contreng'nya itu.

Iklan Pak Zul atau lebih akrab disapa Bang Zul yang paling anyar adalah kisah hikmah yang berujung motivasi. Sang kreator iklan (setahu saya rekamannya dilakukan di Radio Volare) pintar sekali mengemas iklan tersebut hingga iklan Bang Zul tersebut menjadi satu-satunya iklan yang dikemas dengan cara demikian. Judulnya Kisah Sukses.
Dimulai dengan kata-kata: 'Kisah sukses hari ini....Kejujuran....bla bla bla'
Ada 5 versi iklan Bang Zul yang semuanya sangat menarik untuk didengar. Mendengarnya kita bukan hanya memasuki sebuah kampanye sang calon legislatif melainkan kita juga mendapat pencerahan yang luar biasa.

Ah, luar biasa? Tidak juga. Sudah banyak yang melakukannya. Iklan sedemikian sudah sangat biasa dan out of date. Gak zaman. Harusnya ada yang lebih kreatif dari itu.


Haaa, mungkin anda berkomentar demikian. Saya akui ada benarnya. Tapi anda perlu cermati, macam mana kemasan iklan yang beredar selama ini. Mengandalkan dialogis, atau semacam testimoni, atau juga versi RRI yang mengandalkan suara Bung Charlie yang amat bass itu. Semua STD. Itu opini saya. Bagaimana dengan iklan yang diproduksi Radio Mujahidin? Yah, itulah objektivitas, STD. Untuk menemukan kreativitas dan inovasi memang bukan hal sederhana apalagi mengimplementasikannya.

Kalau bicara iklan kampanye tingkat nasional, mari lihat iklan Partai Gerindra yang langsung mendapat tempat di hati banyak rakyat Indonesia, tak pelak artis dan kalangan selebritas. Dapat info dari seorang teman bahwa biaya pemasangan iklan Gerindra di seluruh televisi nasional dari pertama kali putar hingga akhir masa kampanye (mungkin hingga Pemilihan Presiden) mencapai angka 25 miliar rupiah. Wow! Darimana Jendral Prabowo mendapatkan uang sebanyak itu? Siapa di belakang siapa? (Maaf ya, Pak). Mengapa iklan itu langsung merebut hati dan perhatian banyak pemirsa? Karena dikemas dengan sesuatu yang berbeda: merakyat. Dan itu dikemas dengan pengambilan gambar yang sangat nature, alami.

Oke, bicara lagi tentang iklan Bang Zul. Ada yang ingin saya ceritakan tentang kisah-kisah sukses dalam iklan beliau. Satu yang sangat saya suka, tentang 'Berjalanlah, walau setapak...' Secara singkat saya ingin menyampaikan esensi dari kisah sukses itu.

Berjalanlah walau setapak karena itu berarti anda terus melangkah, tidak berhenti.
Terus berjalan walau setapak menandakan anda telah maju walau hanya satu langkah.
Sekalipun nampaknya tak ada perubahan namun yakinlah anda telah melakukan perubahan walau kecil.


Subhanallah, makasi Tim Kreatif Bang Zul....
Pesan ini sebenarnya telah lama saya ketahui, tapi entahlah saya seperti tersihir dan menyatakan bahwa saya sangat bersepakat dengan hikmah dari kisah sukses yang satu itu...karena apapun langkah kebaikan yang kita lakukan pastinya tak pernah sia-sia.



Senin, Maret 23, 2009

The 1st Day To Be PD


Just wanna note this date in my blog.



Sabtu, Maret 14, 2009

Hey Mahasiswa, Jangan Sibuk Pacaran Aja!



Ide tulisan ini tercetus setelah program Ormas Berbicara yang saya pandu tadi sore. Jam tayangnya memang tiap Sabtu pukul 15.30-16.30 WIB. Menghadirkan tamu dari kalangan ormas yang ada di Pontianak bahkan mungkin tingkat nasional. Dan tadi yang menjadi narasumber saya adalah saudara seperjuangan saya di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalbar, akh Hadidi. Beliau adalah staf Dept. Kebijakan Publik.

Sebelumnya saya kira saya akan segera melanjutkan pekerjaan saya yang lainnya di luar studio kalau saja ia benar-benar tak datang. Nyatanya saat saya hendak lanjutkan pekerjaan di meja pribadi, ia datang dengan gaya khas mahasiswa: ngaret? (Halah, gak mahasiswa juga ngaret toh, dosen misalnya, ohya pejabat juga begitu. Betul kan?)

Jadi kami pun masuklah ke studio. Asyik juga temanya: AWAS POLITISI BUSUK! Nyambung banget dengan KAMMI. Kok gitu? Ya iyalah, wong saya pentolan KAMMI abis makanya saya bisa ngomong gitu. Dan saya pun tenggelam dalam talkshow sangat dinamis dan gue banget itu. Trus apa hubungannya dengan judul di atas: HEY MAHASISWA, JANGAN SIBUK PACARAN AJA!

Sok, dilanjut.....

SIngkat dikata, waktu siaran habis, teng setengah lima sore kami telah ada di luar studio. Sambil berbincang ringan seputar aktivitas KAMMI sekarang, saya dan akh Hadidi berjalan menyusuri koridor. Saya menuju ruangan saya, akh Hadidi menuju tangga untuk meninggalkan radio.

Saya tanya padanya,"Kalo temen-temen gerakan lain maen di isu yang mana, Di?"
Belum sempat dia jawab saya sudah tanya lagi,"Eh iya, organisasi mahasiswa Islam di Kalbar apa aja ya? ***...terus...apa ya?"

Dan dia sebutkan beberapa nama: (gak usa saya tulis deh, pokoknya berlambang bintang semua, maksudnya apa? Baca aja ampe abis)

Saya menimpali jawaban akh Hadidi itu: "Iya ya banyak juga. Tapi bukannya gak mau ngundang mereka, Di. Kebanyakan aktivis mereka pada sibuk pacaran sih."

Tamu sekaligus adik seperjuangan saya itu tertawa simpul. Selanjutnya dia mohon pamit.

Sebelumnya sorry morry stoberry buat temen-temen yang mungkin tersinggung dengan pernyataan saya. Tulisan saya ini tidak bermaksud membuat keruh hubungan di antara KAMMI dan organisasi mahasiswa manapun. Asli, gak ada niat begitu. Tapi sah-sah aja toh kalo saya beropini tentang kalian, juga pada mahasiswa pada umumnya.

Jenis mahasiswa itu ada banyak dan terkait aktivitas mahasiswa yang biasanya cuma 2:

1. Mahasiswa kupu-kupu: kuliah-pulang, kuliah-pulang
2. Mahasiswa kuleb: kuliah ngeleb (alias ngetem di laboratorium gitcuh)
3. Mahasiswa kunang-kunang: kuliah-naungkrong (hihi, maksa ya...!)
4. Mahasiswa kura-kura: kuliah kerja-kuliah kerja
5. Mahasiswa kursi: kuliah organisasi
6. Mahasiswa kuncar: kuliah pacaran

De el el...di antara keenam kategori mahasiswa di atas saya sah-sah aja, asal gak yang terakhir deh...Plissss, ngurusin orang lain yang belum jadi apa-apanya kita gitu lo??? Cuape deh. Ada manfaatnya koq! Iya, somebody says it. Tapi, banyakan capenya. Pikiran, uang, tenaga, energi, waktu banyak terkuras untuk sesuatu yang belom saatnya kita keluarin. Mending ngurus orang lebih banyak lagi, yang lebih butuh perhatian daripada merhatiin seorang yang gak gentle untuk ambil langkah berani: menikahi.

Lha lha...saya koq jadi emosional gini?
Gak juga kali ya, saya cuma pengen ngingetin aja buat temen-temen mahasiswa yang sibuk kuliah-pacaran, itu-itu aja. SIBUK PACARAN? Harusnya gak gitu lah. Mumpung jadi mahasiswa, banyak-banyak deh buat something useful untuk masyarakat sekitar kita. Kita kan agent of change toh. Agen Perubahan. Masyarakat menaruh harapan pada mahasiswa, jadi berikan yang terbaik saat kamu ada di status terhormat itu: MAHASISWA.

So, man, stop deh pacarannya, kalo berani nikah, klo belom banyak-banyak berbuat untuk rakyat.


Terpasung Bahagia

Datangnya bagai jeruji besi
berbentuk kokoh persegi 2 x 2 meter
Jatuh menerabas angin sekitar
Memangkas kilat sang waktu
Dan aku:

Terkurung
Pesona cinta

Terpasung
Bahagia



Salam untukmu wahai kupu-kupu emas
Doa bunga putih sentiasa menyertai


Kamis, Maret 12, 2009

Me & Radio: On the Spot

Finally my laptop got its great condition, i mean i could post again via mine.
Duhai teman-teman, berhati-hatilah terhadap virus yang dapat menyebabkan dikau tak dapat membuka account google: SANGAT MENGERIKAN. Tidak dapat membuka email yahoo dan blogger.com. Tapi alhamdulillah, akhirnya sekarang bisa lagi karena udah diinstal ulang laptopnya...Makasi Bang Kelvin dan Bang Muis...:)

Ni dia, kerjaan pagi2 nunggu waktu siaran setelah sebagian kerjaan lain dilakuin. Rekaman visual kerjaan saya yang sangat mengasyikkan, me on the spot: GREAT JOB you know, dude....




Ni poto pas Kunjungan Rumah Pendengar (KRP) di rumah akh Reza Fakhrullah, S.Sos yang notabene juga temen lama dan rekan organisasi yang sangat ideologis: KAMMI bangetzzzz...be te we, narsis ga c potonya? Iya apa iya? Hehe...



Kalo yang ini, poto pas KRP di rumah Bu Asnilawati di Serdam. Seperti yang biasa terjadi kalo KRP: SERUUU. Ingetnya c waktu itu disuguhi pisgor dan pastel abon yang luar biasa enak. Hey, guys, kalo pengen ikutan KRP, sok atuh...dijamin nambah sodara karna syika (baca: asyik bangged, hehe) geto loh...



Nang kene poto lama niy, saat Tho'amun Halalan Thoyyiban alias Tho'am Hatho yang bisa buat kru2 Mujahidin FM makan gratis di resto manapun. Ini di resto Ayam Penyet Bu Nina...emmmm...jadi ngiler pengen ngrasain lagi sambelnya. Ayamnya c ga sberapa enak, tapi sambelnya itu lho, original sambel Bu Nina yang Singkawang itu...hayyo, sapa yan mau ajak saya makan di sana? Ditunggu lho..hihi..



Ehm...ini bulan Februari 2009 kemaren, di rumah akh Doni BLKI dan yang saya wawancara ini adalah ibu angkat beliau. Ck ck ck...syika geto loh jadi kru Radio Mujahidin, pendengar yang dikunjungi sambutannya baik semua sehingga kita-kita yang ngunjungi jadi ngerasa keluarga sendiri sampe-sampe disuruh mampir lagi. Duuhh, subhanallah ya...



ASLI!!! Ini reportase paling GRESS seumur idup saya. Gimana gak, paling jauh: Desa Peniraman. Masih teringat saat nahan mabok (tapi pulangnya keluar juga isi perut di mobil yayasan lagi!!), poto2 narsis, ban bocor di Segedong, trus pas nyampe disuguhi makan nasi pake beras kampung, lauk pauk yang digoreng pake minyak kelapa, teh hangat yang bau asap kayu bakar....ASLI SERU!!!


Eng ing eng...finally sebelum closing siaran pagi ini akan kututup postinga ini dengan menyebutkan bahwa akan kusambung lagi cerita aku dan radioku...karena aku bangga jadi kru Mujahidin FM...YEA, I'M PROUD OF BEING MUJAHIDIN FM CRUE...YooHoo!!!!

Senin, Maret 09, 2009

Jangan Pernah Lelah Berharap (1)


Suatu ketika, ada seorang gadis kecil, berkuncir rapi, ia mengenakan gaun putih bergaris warna emas. Riang gembira ia masuki sebuah pasar rakyat. Dalam genggamannya ada dua keping receh 500 rupiah. Temannya menyampaikan ada permen loli yang sangat manis dalam pasar itu. Ramai. Sungguh, untuk melihat penjual saja ia tidak bisa. Bagaimana mungkin ia temukan seorang bapak tua yang menjual permen itu?


Gadis kecil itu terus berjalan. Ia sudah bayangkan betapa manis loli itu. Warnanya seperti pelangi. Cantik. Tapi juga enak. Dengan 1 batang berharga 1000 rupiah, ia dapat membelinya. Telah terbayang bagaimana ia akan menikmati permen loli si bapak tua.

Ia berjalan semakin cepat. Ia ingin dapatkan loli itu. Ia takut kehabisan loli berwarna-warni itu. Dalam pasar yang berdesak-desakan itu, ia coba terobos orang-orang dewasa yang tubuhnya jauh lebih besar. Dan ia terjatuh...recehnya terlepas dari genggaman tangan kanannya...

"Cring...cring...," 2 keping 500 rupiah milik gadis kecil terpental tak tahu kemana.
Gadis berkuncir kuda itu bingung. Ia diam sesaat. Bagaimana mungkin mencari 2 keping yang tak seberapa besar itu di tengah hiruk pikuk pasar yang amat ramai seperti isekarang ini ? Begitu batinnya bicara.

Gadis kecil mulai sadar ia menghalangi banyak orang yang lalu lalang karena ia tepat di tengah jalan pasar. Perlahan ia berjalan menepi. Matanya mulai basah. Buliran kristal bening menyelimuti pelupuk matanya yang mungil.

"Tuhan, aku hanya ingin permen loli. Tak bolehkah aku makan permen loli?", gadis kecil itu bicara sendiri sambil menyandar lemah di pintu kios pasar yang tertutup. Pelan ia terduduk lemas. Ia tangkupkan tangan di wajahnya. Menangis.


Dapatkah gadis kecil bergaun putih bergaris emas itu menemui bapak tua penjual permen loli dengan tangan hampa?
Sampai kapan ia akan menangis?
Adakah seseorang yang bersedia menolong gadis kecil itu?

Bersambung ke tulisan selanjutnya.....

Sabtu, Februari 21, 2009

kupu-kupu dan bunga



Kupu-kupu berwarna emas
dan bunga putih

dalam sebuah kesengajaan yang
tidak diduga
bersama punggawa penjaga
mengeja baris kehidupan
rahasia yang tak bisa ditutup

Dan bagian kehidupan itu bernama
kemudahan
Tiap pintu terbuka dengan mudahnya
mengantarkan kupu-kupu emas dan
bunga putih di satu masa
dimana prasasti akan ditoreh
: akan ditoreh

Wahai kupu-kupu yang emas itu,
apakabarmu di sana?
Sang bunga putih mengirim pesan
dalam tulisan tak bertinta
dalam harap tak berucap
dalam doa lirih yang tulus

Sekiranya adalah takdir
selamanya
Maka Tuhan dimohonkan tuk ilhamkan
prasangka baik akan semua
Bahwa Tuhan tak pernah berlepas tangan
dari semua
Termasuk kemarin, hari-hari ini, dan esok yang dilalui dengan gundah gelisah.




Rabu, Februari 18, 2009

S.U.D.A.H.L.A.H.

Teman-teman,
saudara-saudariku,
yang amat kuhormati,

kukabarkan:
SUDAHLAH.


Just wait for the show time.
I dont wanna talk bout that, anymore.
At least, for this time.

If you all would,
just pray everythings be alrite.
Just pray, not talk it.

Thanks.

Sabtu, Februari 14, 2009

saya melihat diri saya ada pada dia



Ini cerita beberapa hari lalu,
saat saya tengah mengerjakan aktivitas rutin di meja kantor.

Dia datang dengan tas punggungnya berwarna hitam, agak lusuh. Dia berdiri di depan pintu ruangan kantor dimana saya adalah salah satu dari yang bekerja di sana. Tubuhnya kurus dan wajahnya menyiratkan kebingungan yang amat sangat. Salam itupun terucap dari lisannya.

Dia: "Assalamu'alaikum"
Saya: "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"


Diam.
Saya jadi bingung. Sama halnya dengannya yang telah bingung dari tadi.
Saya bingung mengapa ada orang sebingung ini berada di kantor sebuah radio.
Apakah dia mencari seseorang?



Saya pikir dia terlambat untuk menghadiri pertemuan 2 tamu sebelumnya yang datang untuk bertemu dengan seorang teman di kantor. Jadi, saya menunggu reaksinya saat ia melirik ruangan sebelah dimana tamu yang lain telah duduk manis di sana sambil berbincang seputar program acara. Ternyata tidak. Dia kembali melihat saya dengan raut yang cukup aneh.

Saya: "Ya, cari siapa? Ada yang bisa dibantu? Silakan duduk."
Dia: "Eh, iya."


Kami pun duduk dan sementara itu rekan saya satu ruang masih berada di mejanya. Saya yang kebagian jatah menyambut tamu yang unik itu. Dia bingung lagi. Itu sangat tampak dari gesture, bahasa tubuhnya. Saya ulangi pertanyaan saya, mungkin dia sudah lebih tenang.

Saya: " Ada yang bisa dibantu?"
Dia: "Ehm...(masih dengan bahasa tubuh yang gugup)...Bisa masukkan proposal?

Oh, proposal toh. Biasanya yang kami terima adalah proposal kerja sama dari berbagai lembaga yang hendak mempublikasikan kegiatan mereka. Sistem barter. Kami publikasikan kegiatan mereka, dan mereka pasang logo radio di media publikasi mereka.

Dia: "Ehh...ini...(sambil dia keluarkan proposal dari tas hitamnya yang saya tahu tak baru lagi).

Proposal itu tepat berada di depanku. Diserahkannya tepat setelah ia keluarkan dari tas yang ia letakkan di meja tamu. Seperti berat saja tas itu hingga ia letakkan di atas meja. Yang saya tahu jika kita bertemu dengan mitra kerja apalagi yang pertama kali bertemu, maka meletakkan tas di samping tubuh dan tidak di atas meja adalah bahasa tubuh yang berarti penampilan yang meyakinkan. Tak tahulah.

Oh, ternyata. Saya kira dia berasal darimana. Dari lembaga antah berantah yang mana. Menugaskan seorang dia yang sepertinya masih sangat hijau untuk bertemu (calon) mitra kerja. Bahasa tubuh yang tidak dapat membohongi siapapun di hadapannya bahwa dia sangat gugup. Dia seperti belum terbiasa, amat sangat belum terbiasa dengan pekerjaan semacam tadi. Dia belum tahu bagaimana sikap terbaik untuk meyakinkan orang lain di depannya namun dia berusaha untuk bertanggung jawab, melaksanakan tugas yang diembankan dari seniornya di KAMMI.

Ya, dia ternyata adik saya. Mungkin lebih tepatnya saudara sepejuangan di KAMMI. Proposal yang dia bawa adalah proposal Daurah Marhalah I KAMMI Komisariat Untan. Ya, kampus dimana saya dulu bergabung untuk pertama kalinya dengan ormas itu. Banyak kenangan bersama KAMMI. Dan semua seperi berubah sejak saya melihat lambang KAMMI di proposal yang dia pegang itu.

Saya: "Proposal apa? Boleh saya lihat?"

Saya pun membuka surat pengantarnya. Permohonan bantuan dana. Tertulis dengan bold. Lantas secara refleks saya memanggil rekan kerja yang masih sibuk di mejanya, "Teh...ehmmmm..." Kembali tak sampai beberapa detik saya dapat menguasai diri. Buat apa saya panggil rekan saya itu jika saya telah tahu jawabannya.

Saya: "Maaf, biasanya kami melayani proposal permohonan publikasi. Bukan permohonan dana. Jadi, kalau untuk permohonan publikasi insya Allah kami pertimbangkan."

Dia pucat, masih bingung. Tidak banyak bicara namun tubuhnya berkata, dia canggung.
Selepas itu yang ada saya jadi memperhatikan dia. Apa yang saya pikirkan adalah, beginilah saya beberapa tahun lalu. Ketika saya baru bergabung di kepanitiaan, mendapat amanah penyebaran proposal permohonan dana. Masuk ke instansi satu ke kantor lain. Besikap gugup yang kuran lebih sama, canggung yang tidak jauh beda.

Ah, waktu terus berjalan. Saat ia telah pergi dan saya kembali di meja untuk melanjutkan pekerjaan, masih saya ingat bahwa saya pun sama seperti dia, dulu. Sungguh, saya melihat diri saya ada padanya.

Subhanallah ,betapa kita baiknya menghormati proses orang lain menuju lebih baik.
Sebab kita pun dulunya ingin dihormati saat tengah berproses dalam sebuah episode hidup.

Rabu, Februari 11, 2009

Santi, Just Back....


Bumi Khatulistiwa, Medio Februari 2009

Dear Santi,
don't ya remember the first time we meet?
not in real, but u called me, akh cuprit had been introduced us before, yea that was bout AQ.
then we continued to communicate each other, even we: ya, akh cuprit, akh abiyasa n me, liked to kiddin by the chatbox in our own blog...
ya used to called me for AQ bussiness and mailed me, yea that was took place between us then i recommended my friend in Pontianak to be the misterious buyer in AQ.
we used to got chat also in YM, rite?
Subhanallah, we had gotten nice an exciting conversation coz we talked bout man...hihi...right man of course...

Santi, where r ya actually?
We Miss Ya

Eventhough we've never been met in real, but I believe our heart in unity beyond ukhuwah islamiyyah...

"Dan Dia menyatukan hati mereka. Sekiranya kamu (Muhammad) menafkahkan kesemua yang di dalam bumi, tentu kamu tidak akan dapat menyatukan hati mereka; tetapi Allah menyatukan antara mereka; sesungguhnya Dia Perkasa, Bijaksana." (8:63)

San, plz answer our writing...
We really miss ya cof of Allah.
We do love ya coz of Allah.

Sabtu, Februari 07, 2009

AKU MASIH INGIN JADI MANUSIA


Masa lalu yang hitam
Ingin benar kuhapus saja
Buat apa punya masa lalu sehitam itu
Ketika itu terjadi
sesungguhnya aku tahu aku telah melampaui
batas.

Batas kesabaran
Batas keimanan
Batas standar malu
seorang perempuan
seorang insan beragama

Ahh, Tuhan
mengapa Kau biarkan aku terjerembab
jatuh tersungkur ke kubangan perasaan semacam itu
Kenapa tak Kau cegah aku untuk melaluinya
melewatinya dengan kecuekan luar biasa
sekalipun aku tahu,
aku tak dapat menahan kebahagiaan
saat harus kuucapkan kata itu:
ya, aku pun sama.

Ingin aku hapus saja: SEMUA!
Mengapa harus ada?!
Hhaahh!!!
Mengapa harus ada?

Hingga kini aku masih tak ingin mengingat
masa suram bernama penyesalan itu
Aku menyesal telah melaluinya.
Sungguh, aku menyesal.

Hari ini, aku di sini
Menyongsong satu hari yang aku nanti
Untuk kurajut hari demi lain hari
Dengan optimisme tinggi
Bahwa aku tak sendiri
Miliki semua ini:
SEMUA PUNYA MASA LALU

Hitam,
kelabu, coreng, moreng,
gelap, pekat, kesat, maksiat.

Yaah, semua punya masa lalu
Kematangan ataukah kedewasaan,
atau namanya kebijakan,
semua lahir dari pengalaman-pengalaman tak selamanya: PUTIH.
Toh, Tuhan Maha Adil
Ia rela menunggu siapapun hambaNya yang tengah berpaling dariNya
untuk kembali,
kapanpun,
Ia buka pintu taubat.

Dan aku bertaubat, Tuhan
Aku menyesal memiliki masa lalu sekelam itu
Namun aku (mampukan) berterimakasih padaMu
telah menceburkan aku, membiarkan aku
bertudung awan kelabu
arangkan diri sepekat-pekatnya hitam
karena untuk itu aku tiba di detik ini
dengan kepahaman bahwa:
DUNIA TIDAK SELAMANYA PUTIH

Ada khilaf
Ada yang terjatuh
Hatta ia dikenal bertaqwa
Yang Kau tunggu taubatnya
pembersihan dirinya

Dan aku (ingin) tidak menyesal
Sekalipun aku benci episode hitam itu
Sangat benci.
Jika ia seorang manusia,
kutikam ia dengan belati tajam yang telah kuasah
sedemikian rupa.

Maafkan aku, Tuhan.
Mampukan aku berjalan kedepan
dan tidak lagi kuulangi
dan kumengerti bahwa ini alarm
apakah aku seekor keledai atau bukan
jika saja aku terjatuh lagi:
AKU MASIH INGIN JADI MANUSIA.

Selasa, Januari 27, 2009

apa karena aku bahagia ya?


Entah kenapa, beberapa hari ini saya jadi berbeda.
Pertama ditinjau dari segi jadwal makan.
Kalau kemaren-kemaren, meski uda sarapan tetap aja laper di jam 11an.
Sekarang gak gitu, paginya sarapan, siangnya gak laper, kalopun malam gak makan, kayanya gak papa gitu.
Trus, soal fisik yang makin seger aja niy. Asli. Aku bingung koq bisa gitu ya.
Apa karena suplemen nukhbawi yang aku minta (hehe, makasi Mardi...) 2 hari berturut-turut yaitu madu plus habatussauda itu atau karena CERAGEM atau karena aku bahagia lantaran .....

Yang jelas aku masih bingung sampe sekarang.
Kini aku sedang mencoba menghabiskan bekal makan siang yang kubawa dari rumah.
Lumayan variatif menunya: nasi putih, sayur bening brokoli jagung, tongkol goreng dan telor dadar buatan Ayah tercinta (masakan Ayah emang lezat-lezat....). Dan aku berusaha menghabiskannya karena gak sopan kali kalo gak dari awal ngajak makan bareng trus pas pertengahan makan, nasinya gak habis, minta yang laen ngabisin...bener kan? bener dunk!

Jadi aku masih kebingungan karena apa sebabnya.
Kalo aku tau aku bakal jabanin jadi kebiasaan.
Kalo karena suplemen EXER yang Mardi kasi (beliau adalah seorang kru Mujahidin FM yang sangat baik hingga memberikan madunya pada teman-teman radio termasuk aku, ataukah itu termasuk persuasinya untuk mengajak kami masuk EXER? Allohua'lam. Hiks, bukan bermaksud su'udzon padamu, di...)

Ataukah karena CERAGEM yang kucoba di rumah Mak Haji Azizah. Beliau ialah seorang narasumberku untuk Kolom Sajadah Fajar di Majalah Qalam bulan depan. Emang enak sih abis 'dipanasi' pake alat dari Thailand itu. Eh, bener gak ya dari Thailand?

Ataukah karena kebahagiaan yang kurasakan beberapa hari ini lantaran sesuatu yang telah terjadi? Hemm, asli kalo ditanya aku bahagia atas kejadian tersebut. Awalnya deg degan trus nervous trus jadi senyum senyum terus terus jadi kebawa mimpi terussss....bahagia mpe sekarang.

Hemmm, gak tau deh apa sebab perbedaan yang terjadi pada diriku sekarang ini.
Bisakah kalian memberitahuku?

Jumat, Januari 23, 2009

celakalah bagi orang yang sholat


Tulisan ini sebagai jawaban buat 2 blogger temen saya yang ngomen di postingan sebelumnya 'jangan tanam benih apapun'.

Pernah dunk denger kalimat di atas?
Celakah bagi orang yang sholat.
Itu bukan kata saya, melainkan kataNya di kitab suci kita semua: Al-Qur'an.
Tepatnya di surah Al-Maa'uun ayat 4.
Kalau aja kita stop di ayat itu, tentu jadi alasan buat ninggalin sholat, yah secara, Allah nyuruh kita sholat dan itu adalah ibadah yang paling utama, jadi tiang dalam agama Islam tapi koq bisa-bisanya bilang 'celakalah bagi orang yang sholat'???
Koq Allah ga konsisten dalam berfirman?
Kenapa Allah bisa ga teliti dalam menurunkan titah pada makhluk-Nya?

Bisa aja kita ngomong gitu kalo kita males baca lanjutan dari ayat itu.
Banyak dari kita tau kelanjutan ayat itu dalam bahasa Arab:
(4) Fawaylullil mushollin
(5) Alladzina hum an sholatihim saahuun
(6) Alladzina hum yuraauuna
(7) Wayamnauu nal maa'uun.

Tapi tau gak sih kita artinya dalam bahasa ibu kita: Indonesia.
(4) Celakalah bagi orang yang sholat
(5) (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
(6) orang-orang yang berbuat ria
(7) dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

Back to tulisan saya sebelumnya 'jangan tanam benih apapun'.
Sebelumnya terima kasih buat mardee dan brajadenta yang uda kasi komen lebih tepatnya kritik terkait judulnya yang kayanya terkesan provokatif. Apalagi terkait amal kebajikan buat tabungan akhirat ntar.

Saya nulisnya sebenarnya bukan ke arah sana-sana: akhirat.
Tapi saya tau ini juga bisa ke arah situ-situ: akhirat.
Toh saya mempersilakan semua yang baca buat melihatnya dari berbagai perspektif.
Tapi sekali lagi, bahasa provokasi seperti itu telah ada di Al-Qur'an sejak lebih dari 14 abad silam. Kayanya aja melarang kita untuk berbuat kebaikan, padahal tujuannya supaya pembaca melihat lebih jauh apa maksud sesungguhnya.

Sama seperti cover majalah Sabili terbaru (yang gak saya dapetkan di mbah gugel), judulnya: bunuh saja anak palestina. ya, mikir aja masa majalah radikal selevel Sabili bisa ngomong gitu dengan maksud sepolos itu? Gak mungkin lah. Belum baca aja saya udah tau maksudnya, pasti gak gitu. Itu bahasa provokasi media supaya yang baca covernya jadi tertarik buat baca dan syukur-syukur dibeli. (Yea, media is cool, man!)

Anyway, finally saya gak tau apa tulisan saya ini cukup memuaskan buat 2 blogger temen saya itu: mardee dan brajadenta yang uda komen di postingan sebelumnya. Yang jelas, salah satu inti dari tulisan saya 'jangan tanam benih apapun' adalah jangan lakukan sesuatu kalo gak siap dengan akibat dari perbuatan itu.

Kalo kita ngelakuin sesuatu, kita harus tau apa konsekuensinya, apapun itu. Entah yang akan kita lakukan itu baik atau buruk. Kalau baik, ya siap-siap aja ada yang komen: mendukung atau menolak, mencela, menyemangati dll. Kalau kita bakal ngelakuin yang buruk misalnya ngeliat gambar porno atau iklan di TV yang syur gitu, siap-siap aja tar tuh gambar melintas lagi di pikiran kita trus kita jadi mengangankannya trus kita jadi pingin melakukannya trus jatoh-jatohnya maksiat gitu...ya thats for example ajah.

Okeh, segitu aja tulisan saya kali ini.
Once again buat mardee dan brajadenta: makasi da komen tulisan saya sebelumnya.
So komen lagi dunk karena postingan ini ditulis juga karena komentar kalian.
Buat semua yang baca en buat saya pribadi:
jangan (sok) berani ngelakuin sesuatu kalo takut nerima konsekuensinya.
Berani berbuat, berani tanggung jawab.
Kalau gak, ya gak usah dilakuin: gitu aja koq repot.



Jumat, Januari 16, 2009

jangan tanam benih apapun


apa yang kau harap dari menanam benih?
tentu hasilnya.

mungkin buah, mungkin bunga, atau lainnya
proses menunggu masa panen itu biasanya indah
bagi siapapun yang menikmati
menyiramnya dengan air,
menggemburkan tanahnya,
memberi pupuk,
melihat-lihat sekadar ingin tahu kondisinya,
mengamati pertumbuhan tanaman itu,
dan lain kisah keindahannya.

tapi apa yang kau inginkan,
jika kau tanam tapi tak hendak kau petik
bunga atau buahnya?
lebih baik tak usah kau tanam,

jangan tanam benih apapun.

Tulisan ini bukanlah apa-apa
namun bisa berarti apa-apa
karena siapapun yang membacanya
bisa mengartikan dengan ragam hal

Ambil saja esensinya.
Dari manapun kau memandangnya.

Selasa, Januari 13, 2009

Ayah Itu (1)

Ayah itu
inspirasi tentang kasih sayang
tanpa banyak kata
namun sejatinya kurasakan
dalam tiap gerak geriknya
saat dekat,
saat jauh.

Ayah itu
seorang lelaki
kedua yang kuidola
setelah Baginda Nabi saw.

*bersambung*

Minggu, Januari 11, 2009

biarlah pecah di perut asal jangan pecah di mulut


This writing dedicated to this date: sebelas januari.


Ada segenggam asa ada di tanggal itu. Tentang sebuah memori yang harap terwujud jadi nyata. Sekalipun tidak seratus persen mengacu pada memori tersebut. Paling tidak esensinya, tentang episode hidup yang dinantikan tiap insan di atas muka bumi.

Jadi sekalian saja saya menulis soal kekaguman saya pada seorang saudara. Ia seorang ibu lebih dari tiga anak. Tapi bukan itu yang hendak saya tulis di sini. Namun tentang keteguhannya memegang rahasia saudaranya yang lain.

Adalah ia yang memiliki banyak mad'u. Pernah seorang mad'unya menceritakan sebuah permasalahan yang pada kenyataannya sangat pahit. Ingin ia ceritakan paling tidak pada suaminya. Akan tetapi, tidak! Begitu kata hatinya. Biarlah pecah di perut asal jangan pecah di mulut.

Jujur, perkataan sakti itu terus mengiang di telinga saya manakala ada amanah atau lebih lagi aib tentang seorang saudara yang saya pegang. Saya berusaha seperti ummahat itu yang dapat menahan lisannya. Sungguh saya ingin seperti dia yang dapat mengatasi kegatalan lidah untuk bicara.

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya.” H.R. Muslim.

Kamis, Januari 08, 2009

Menjaga

Jaga!
Menjaga
Harus dijaga

Menjaga hati
Menjaga mata
Menjaga lisan
Menjaga tatapan
Menjaga nada bicara
Menjaga bahasa tubuh

Menjaga apapun yang tampak
Menjaga semua yang tak kasat mata
Untuk dia
Untuk Dia